Majelis Pustaka Informasi Didorong Mencitrakan dan Jadi Corong Publikasi Muhammadiyah

Majelis Pustaka Informasi Didorong Mencitrakan dan Jadi Corong Publikasi Muhammadiyah
Pembukaan Rakernas MPI PP Muhammadiyah di UAD, Jumat (14/7/2023). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan, Muhammadiyah memiliki banyak kekayaan di antaranya amal usaha yang begitu banyak, serta aset tanah berhektar-hektar, sehingga hal itu menyebabkan organisasi lain iri pada Persyarikatan.

Hal itu disampaikan Dadang dalam acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pustaka Informasi (MPI) PP Muhammadiyah di UAD, Jumat (14/7/2023).

Meski mendapatkan predikat sebagai organisasi terbesar, Dadang menilai publikasi Muhammadiyah masih kurang luas.

"Kita ini low profil. Maka sudah saatnya kita isyhadu bi anna Muhammadiyin. Tunjukkanlah kemuhammadiyahan kita,” tegasnya.

Maka dari itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung ini mendorong MPI PP Muhammadiyah untuk senantiasa mencitrakan dan menjadi corong-corong publikasi Muhammadiyah.

“MPI ini salah satu UPP (unsur pembantu pimpinan) yang akan mengantarkan Muhammadiyah ke gerbong masa depan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Dadang pun menyoroti media digitalisasi yang dikuasai oleh salafi. Apalagi menurut penelitian, sebanyak 80 persen anak muda banyak yang belajar agama dari media sosial.

“Hanya 20 persen yang belajar secara langsung dan kebanyakan remaja telah meninggalkan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid. Selain itu, jika ditanya tentang Muhammadiyah, NU, atau Persis, mereka tidak tahu,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Dadang menilai sudah saatnya Muhammadiyah memahami betul bagaimana tantangan dakwah ke depan, dan ini bukan hanya tugas Majelis Tabligh melainkan juga tugas MPI.

Dia berharap agar seluruh jajaran MPI memahami, mendalami dan menguasai manhaj Muhammadiyah.

“Pertama kuasai Muhammadiyah, AD/ART, Kepribadian, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Warga Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan terakhir Risalah Islam berkemajuan. Kuasai itu. Sekarang sudah diterbitkan, tinggal kita baca,” pesannya.

Lalu yang kedua, kuasai hasil Muktamar Ke-48 Muhammadiyah sebagai konstitusi kita. Ketiga, harus responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

“Sekarang perubahan itu terjadi setiap waktu. Kalau kita mabni ala sukun atau tidak merespon, ya akan ketinggalan. Akan seperti produk Nokia, dan lain-lain, termasuk banyak swalayan yang tutup akibat mereka tidak mau berubah. Kalau kita tidak mau berubah ya tidak bisa berdaya di abad kedua nanti,” ucapnya.

VIDEO: Pembukaan Rakernas MPI PP Muhammadiyah