Mengenal Tradisi Tadarusan di Bulan Ramadan, Ini Makna dan Asal-usulnya
TVMU.TV - Tradisi tadarus atau tadarusan perlu dilakukan dan ditingkatkan di Ramadan, karena bulan suci tersebut adalah Syahrul Quran, bulan Al-Qur’an.
Demikian hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti dalam program Kolak yang disiarkan di tvMu dan YouTube Live tvMu, Senin (18/3).
Mu'ti menjelaskan, tradisi Al Quran memiliki akar atau memiliki asal-usul yang berkaitan dengan Rasulullah SAW dan Malaikat Jibril.
Sebagaiaman dalam hadis yang disebutkan di kitab muttafaq alaih hadis yang disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas disebutkan bahwa pada Ramadan Jibril selalu bertemu dengan Nabi Muhammad SAW setiap malam di bulan Ramadan.
“Jibril dan Nabi Muhammad SAW saling belajar tadarus al-qur’an. Apa yang dilakukan pada saat itu tentu Nabi Muhammad SAW membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah diterima wahyunya melalui Malaikat Jibril, dan kemudian Malaikat Jibril menyimak bacaan Nabi Muhammad SAW, dan karena itu maka kemudian ini yang menjadi inspirasi atau yang menjadi akar, latar teologis mengapa kemudian umat Islam menyelenggarakan tradisi tadarus atau tadarusan di bulan Ramadan,” tuturnya.
Selain itu, Mu’ti menekankan hal terpenting dalam tadarus yaitu tidak sekedar membaca Al-Qur’an tetapi berusaha untuk memahami, mendalami, dan menghayatinya.
“Kalau kita baca di dalam al-qur’an disebutkan Afala yatadabbarun al-Qur’an Am ‘Ala Qulubin Aqfaluha tidakakkah kamu itu merenungkan al-qur’an dan kamu bisa meresapi al-qur’an itu di dalam lubuk hatimu sehingga di sini sebenarnya menghendaki pengertian bagaimana kita tadarus itu meliputi tiga proses yang pertama itu kita membacanya, kemudian kita memahaminya dan kemudian kita berusaha menelaah dengan sangat mendalam merefleksikan apa yang kita baca,” jelasnya.
Selanjutnya, Mu’ti menyebutkan setidaknya makna yang dapat diambil dari tradisi tadarusan, Ramadan itu adalah bulan di mana Allah SWT menurunkan permulaan Al-Qur’an seperti tertuang dalam surah Al Baqarah 185 Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu.
“Bulan Ramadan itu adalah bulan di mana Allah SWT menurunkan sebagian Al-qur’an, kemudian yang kedua Ramadan itu bulan Al-qur’an, maknanya kita memperbanyak membaca Al-qur’an pada malam hari, pada siang hari, bahkan sebagian ada yang memiliki niat atau komitmen untuk one day one juz,” tegas Mu’ti.
Saksikan Program Kolak 'Tradisi Tadarusan Ramadan'
Comments (0)