Penjelasan Abdul Mu'ti Soal Kristen Muhammadiyah

Penjelasan Abdul Mu'ti Soal Kristen Muhammadiyah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti/ Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti buka suara menjelaskan istilah Kristen Muhammadiyah (KrisMuha).

Ia menjelaskan istilah KrisMuha sendiri muncul usai dirinya dan Fajar Riza Ul Haq menerbitkan buku “Kristen Muhammadiyah”.

Abdul Mu’ti menegaskan bahwa KrisMuha merupakan varian sosiologis, bukan teologis. Istilah KrisMuha merujuk pada kedekatan antara warga Kristen dengan gerakan Muhammadiyah, bukan penggabungan akidah Muhammadiyah dengan Kristen.

“Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah,” ujar Mu’ti dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (29/5/2023).

Selain itu, Mu’ti menyebutkan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah. Mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen.

Jadi, jelas dia, varian KrisMuha sesungguhnya bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan Kristen, namun simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.

“Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah),” jelas Mu’ti.

Bagi Mu’ti, kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah atau lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Hingga saat ini, lanjutnya, lembaga sosial kemasyarakatan Muhammadiyah telah menyentuh area di mana Islam menjadi minoritas. 

Dikatakan Guru Besar Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu, varian KristenMu menunjukkan peranan pendidikan Muhammadiyah dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa.

“Mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik sebagaimana diatur UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” jelas Mu'ti.

VIDEO: Abdul Mu'ti Sebut Wahyu Bersifat Tetap dan Ijtihad Bersifat Tidak Tetap