Refleksi HUT ke-78 RI, Anwar Abbas: Falsafah Bangsa Kita Adalah Pancasila

Refleksi HUT ke-78 RI, Anwar Abbas: Falsafah Bangsa Kita Adalah Pancasila
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai warga yang baik dan beretika adalah mereka yang berpedoman pada Pancasila, baik dalam tataran pribadi maupun dalam tataran publik sebagai pejabat negara.

Itulah refleksi yang diambil Anwar Abbas memaknai 78 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Anwar Abbas dalam Pengajian Tarjih Muhammadiyah edisi ke-225, Kamis (17/8).

“Karena falsafah bangsa kita adalah Pancasila ya ukuran baik dan buruknya adalah Pancasila,” tegasnya.

Menurut Anwar Abbas, Pancasila sendiri tidak boleh dimaknai secara bebas, apalagi membiarkan masing-masing pasalnya berdiri sendiri dan memakai penafsiran humanisme universal yang sekuler.

Meski posisi Pancasila sebagai panduan moral warga negara sudah jelas, Anwar Abbas melihat masih ada upaya dari sebagian kalangan untuk menarik falsafah Pancasila kepada arah lain yang lebih liberal dan  menegasikan peran agama, baik dalam politik maupun kebijakan.

Selain itu, tidak terimplementasinya Pancasila itu juga terasa lewat hukum yang tumpul ke atas namun tajam ke bawah hingga belum terciptanya keadilan ekonomi karena adanya oligarki.

Dalam hal ini, Anwar Abbas menegaskan, Muhammadiyah berkomitmen untuk menjaga Pancasila dalam tata negara dan sudah dipatenkan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar dengan dokumen “Darul Ahdi wa Syahadah“.

“Artinya Indonesia adalah sebuah negara atau sebuah negeri yang kita bangun di atas dasar kesepakatan,” ucap Anwar Abbas.

“Kita menginginkan supaya apa yang sudah kita sepakati tersebut (Pancasila dan UUD 1945) bisa diimplementasikan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh ada orang di negeri ini yang berusaha untuk menjauh apalagi melanggar kesepakatan yang telah kita buat bersama tersebut,” lanjutnya.

Disisi lain, Anwar Abbas berpesan kepada umat Muslimin untuk memedomani dan menjaga Pancasila. Sebab, ciri dari muslim yang baik adalah yang menepati janji dan tidak melanggar kesepakatan.

“Oleh karena itu bagi saya kalaulah seandainya ada pihak-pihak tertentu yang ingin menyimpangkan gerak dari negara ini keluar dari lima sila ini ya yang bersangkutan telah melakukan pengkhianatan terhadap kesepakatan yang telah dibuat,” terangnya.

Dari komitmen mengaktualisasikan Pancasila itulah, kata Anwar Abbas, seseorang bisa dinilai apakah dia sudah menjadi warga negara Indonesia yang baik atau belum.

“Sehingga kalau ada pemimpin di negeri ini membuat kebijakan di mana dia tahu bahwasanya kebijakan itu adalah hanya akan menguntungkan segelintir orang, maka dia juga tidak berakhlak dan tidak bermoral,” pungkasnya.

VIDEO: Momentum Kemerdekaan, Hindari Perayaan Pesta Pamer Kemewahan