Sejarah Haji di Indonesia, dari Penjajahan Belanda hingga Pembentukan Kementerian Agama

Sejarah Haji di Indonesia, dari Penjajahan Belanda hingga Pembentukan Kementerian Agama
Ketua PPMuhammadiyah, Dadang Kahmad di acara Catatan Akhir Pekan dengan tema 'Muhammadiyah Perintis Penyelenggaraan Ibadah Haji' di tv digital terrestrial pada Ahad (29/1). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Setiap umat Muslim di Indonesia yang baru saja menyelesaikan ibadah haji di Padang Arafah, Makkah, akan menyandang panggilan haji atau hajjah. Lalu bagaimanakan sejarah ibadah haji di Indonesia?

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad menyebutkan pelaksanaan ibadah haji di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1562.

“Penyelenggaraan haji di (wilayah) Indonesia sejak zaman dulu bahkan yang tercatat mulai 1562 ada delegasi haji ke Aceh ke Jeddah di samping berdagang,” kata Dadang dalam program Catatan Akhir Pekan dengan tema 'Muhammadiyah Perintis Penyelenggaraan Ibadah Haji' di tv digital terrestrial pada Ahad (29/1)., ditulis, Kamis (2/2).

Pada masa itu, Dadang menuturkan perjalanan haji muslim Nusantara membutuhkan waktu berbulan-bulan karena ditempuh melalui jalur laut. Sedangkan kala masa penjajahan Belanda, ibadah haji sempat dibatasi karena mengancam eksistensi kolonialisme.

“Jaman Belanda melakukan pembatasan-pembatasan bagi jamaah haji Tanah Air, yaitu masyarakat Islam untuk berhaji ke Baitullah karena orang-orang (yang pulang) setelah haji itu biasanya terpengaruh oleh gerakan perlawanan terhadap penjajah. Oleh karena itu Belanda berusaha mengerem atau menghalangi,” ujarnya.

Dalam rangka membantu kaum muslimin Nusantara mengatasi sulitnya akses terhadap ibadah haji di zaman itu, kata Dadang, Persyarikatan Muhammadiyah berinisiatif menghadirkan solusi dengan mendirikan lembaga khusus yang menangani masalah haji.

“Muhammadiyah ketika didirikan sudah merasa prihatin terhadap perjalanan haji yang tidak terkoordinir. Maka di bawah perintah Kiai Haji Ahmad Dahlan, diperintahkan mendirikan Bagian Penolong Haji Muhammadiyah, yaitu semacam urusan haji yang dipimpin Kiai Syudjak yang tahun 1930 dibuat satu perusahaan khusus bagi jamaah haji Indonesia,” jelasnya.

Dadang mengatakan usaha-usaha terorganisir Muhammadiyah memberi solusi kepada umat inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Direktorat Haji, termasuk Kementerian Agama. Selain itu, Sementara itu, Prof. Dr. H.M. Rasjidi selaku kader Muhammadiyah diangkat menjadi Menteri Agama pertama.

“Inilah cikal bakal dari Direktorat Urusan Haji di Kemenag itu yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Urusan Haji dan Umrah. Jadi orang-orang Muhammadiyahlah yang memelopori seperti itu, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan dulu ditangani oleh Kiai Syudjak,” pungkas Dadang.

VIDEO: Catatan Akhir Pekan 'Muhammadiyah Perintis Penyelenggaraan Ibadah Haji'