Umat Muslim Peringati Iduladha, Ini Refleksi dari Haedar Nashir
TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan refleksi Iduladha yang diperingati umat Muslim seluruh dunia pada 10 Zulhijah 1445 Hijriah.
Dalam keterangannya, ia mengatakan, sebanyak apapun harta, kekuasaan dan segala kekayasn di dunia sungguh kehilangan makna dan faedah jika ditumpuk tanpa dijadikan amal shaleh.
“Ketika menghadap Allah di Hari Akhirat, apa yang hendak disetorkan dan menjadikan modal kita masuk surga," kata Haedar seperti dikutip tvMu, Senin (17/6).
Haedar menambahkan, setiap Muslim diharapkan menjadi hamba-hamba kekasih Allah yang rela berkorban untuk kebaikan hidup orang banyak agar hidup ini bermakna utama. Dia menekankan bahwa dasar dan pusat seluruh ibadah itu ialah pengabdian total kepada Allah yang berbasis tauhid.
“Mengesakan Tuhan yang membawa dampak profetik pada seluruh kehidupan setiap insan muslim yang menjalankannya. Agar manusia hidup tidak sekadar hidup sebagaimana habitat hewan dan tumbuhan. Namun hidup yang memiliki fondasi dan orientasi nilai yang luhur dan bermakna," tambahnya.
Selain itu, Haedar juga mengungkapkan bahwa hidup hewan dan tumbuhan meski sama-sama berfaedah, mereka hanya mengikuti sunatullah lahir dan mati.
Sedangkan manusia diberi tugas khusus yang bermakna sekaligus berfaedah yakni beribadah sebagaimana tertuang dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 dan menjalankan kekhalifahan di muka bumi seperti termaktub dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 dan surat Hud ayat 60.
Haedar menjelaskan tujuannya agar hidup manusia selamat di dunia dan akhirat dijelaskan dalam Al-Baqarah ayat 201 untuk meraih ridla dan karunia Allah dan dalam surat Al-Fath ayat 29. Isi dari ayat tersebut menjelaskan, manusia bukan hidup sekadar hidup untuk kemudian mati tanpa arti.
"Jika manusia sekadar hidup untuk memenuhi kepentingan inderawi seperti makan, minum, hasrat biologis, dan hal-hal duniawi semata, maka derajat kehidupannya belum memenuhi syarat sebagai insan fi ahsan at-taqwim," sambung Haedar.
Dia pun menerangkan momentum Idul Adha dalam ritual penyembelihan hewan kurban, sejatinya merupakan proses dekonstruksi ruhaniah secara total agar setiap muslim keluar dari belenggu hasrat-hasrat primitif menuju martabat insan mulia.
"Mari kita terus bermunajat kepada Allah agar pasca ‘Idul Adha segenap Muslim makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu insan beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah.
Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi,” tambahnya.
Oleh karena itu, Haedar juga mengajak untuk terus menanam benih-benih kebaikan dalam hidup yang tidak terlalu lama ini. Sehingga menurut dia, ketika menghadap Allah sudah berbekal amal shaleh dan menutup lembaran hidup ini dengan husnul khatimah.
“Kita tidak tahu kapan Allah mengambil ajal kita, karena hidup dan mati setiap insan sepenuhnya di tangan Allah. Jangan menunda-nuda waktu untuk berbuat kebaikan termasuk dalam berqurban, karena kita sungguh tidak tahu ambang batas hidup ini. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan ihsan yang bermuara taqwa guna meraih kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na'im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim," pungkasnya.
Live Streaming Salat Iduladha 1445 H PP Muhammadiyah
Comments (0)