Abdul Mu’ti Berharap Film Djuanda Jadi Sarana Memahami Perjuangan Kader Muhammadiyah

Abdul Mu’ti Berharap Film Djuanda Jadi Sarana Memahami Perjuangan Kader Muhammadiyah
Mendikdasmen, Abdul Mu’ti dalam acara Pengkajian Ramadan 1446 H PP Muhammadiyah di UMJ, Sabtu (8/4).

TVMU.TV - Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menghadirkan berbagai kegiatan menarik bagi para warga Persyarikatan pada Sabtu (9/3).

Kegiatan ini tidak hanya sekedar forum diskusi saja, tetapi juga menyuguhkan pertunjukan film ”Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”.

Film biopik yang di produksi oleh Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Mix Production ini ditayangkan untuk pertama kalinya di Jakarta, setelah sebelumnya tayang di Yogyakarta.

Sekitar 500 warga Persyarikatan yang berasal dari Jakarta, Banten, Jawa Barat hingga Sumatera turut menyaksikan film tersebut.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mengatakan bahwa perjuangan Ir. Djuanda untuk kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan sangat pentingdan tidak bisa dilupakan.

“Tanpa perjuangan itu wilayah Indonesia tidak bisa seluassekarang. Kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauanterbesar dengan jumlah pulau sekitar 17 ribu dan itu semuamenjadi satu kesatuan,” ujarnya.

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMJ ini menyatakan bahwa kedaulatan wilayah merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah kedaulatan Indonesia. Kedaulatan wilayah ini ditandai dengan Deklarasi Djuanda.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini menerangkan, sebelum adanya Deklarasi Djuanda, perairan Indonesia masih banyak yang menjadi lautan bebas. Hal ini dikarenakan jarak satu ke pulau lainnya sangat jauh.

“Dengan adanya Deklarasi Djuanda maka wilayah Indonesia dihitung dari titik terluar pulau-pulau yang ada di Indonesia. Keberadaan pulau-pulau terluar ini sangat penting untuk kedaulatan negara kita,” ungkap Mu’ti.

Lebih lanjut, Mu’ti mengatakan perjuangan Djuanda sebagai tokoh bangsa dan kader Muhammadiyah harus menjadi teladan.

Dia pun berharap dengan adanya film ini bisa menjadi tempat belajar dan memahami perjuangan kader Muhammadiyah dalam kehidupan kebangsaan, keislaman, dan kemuhammadiyahan.

“Mudah-mudahan setelah menyaksikan film ini akan lahir Djuanda lain dari rahim kader perserikatan Muhammadiyah,” lanjutnya.

Turut hadir cucu pertama Ir. Djuanda Kartawidjaja yakni Ismeth Wibowo. Dalam sambutannya, ia menceritakan sedikit kisah kakeknya semasa hidup.

Selain itu, Ismeth menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan mendukung sehingga film ini bisa tayang.

“Sejak muda, Pak Djuanda ini telah mengabdikan diri di Muhammadiyah sebagai kepala sekolah Muhammadiyah. Padahal saat itu, Djuanda ditawari mendapatkan gaji yang tinggidari pemerintahan Belanda,” tuturnya.

Untuk diketahui, film Djuanda ini mengisahkan perjuangan Djuanda mulai dari masa sekolah dasar di lembaga pendidikan Belanda hingga menjadi deklarator “Deklarasi Djuanda”, yang menjadi titik penting dalam penegasan wilayah kedaulatan Indonesia.

Diceritakan pula Djuanda pernah menduduki 17 posisi menteri dalam kabinet kepresidenan Soekarno.

Penayangan film ini merupakan bagian rangkaian kegiatan pada hari ketiga Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Saksikan Live Streaming Pengkajian Ramadan 1446 H Bersama Ustaz Adi Hidayat