Badai PHK Pekerja Media
TVMU.TV - Bukan satu demi satu. Tapi ratusan, demi ratusan, pekerja media arus utama, mengalami pemutusan hubungan kerja. Awak media tradisional, yang sepakterjangnya sangat dibatasi undang-undang, saling bertumbangan dari ruang produksi berita dan progam acara. Sebaliknya, aparatus media sosial yang bebas nyaris tanpa batas, mendulang manfaat finansial dan popularitas. Fenomena ini, sudah terjadi sejak hampir dua dekade terakhir, tepatnya sejak kemunculan media baru, yang diusung teknologi internet.
Teknologi internet, dengan tawaran kemudahan akses, dan kesetaraan antar-peserta komunikasi, mengubah budaya dalam konsumsi media. Audiens berbondong menggandrungi media baru, khususnya media sosial, dan meninggalkan media televisi khususnya, yang tahun ini berusia satu abad. Pertanyaannya, haruskah media konvensional, takluk menyerah, dan membubarkan dirinya? Apakah masyarakat dibiarkan mengonsumsi informasi dari media sosial sepenuhnya?
Kita tahu, isi media sosial, adalah hibridasi, atau percampuran antara sisi terang, bright side, ibarat madu. Dan lainnya adalah sisi gelap, atau dark side, ibaratnya konten yang mengandung racun. Media sosial, adalah media paling dominan menyebarkan hoaks, atau kabar bohong. Riset membuktikan, media sosial menjadi saluran berita hoaks paling banyak, angkanya di atas 90 persen. Dalam perspektif Islam, berita bohong mengandung kadar berbahaya, sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam surat Al-Hujarat ayat 6. Sayangnya, masyarakat Indonesia, termasuk konsumen media sosial terbesar di dunia, dengan berbagai masalah yang menyertainya.
Karena itu, masyarakat konsumen media, harus diingatkan, jangan hanya menjadikan media sosial sebagai sumber satu-satunya dalam memperoleh informasi, dan hiburan. Di lain pihak, media konvensional harus adaptasi, dengan perkembangan teknologi, dan perubahan budaya konsumsi media. Awak media harus cepat dan mutlak meningkatkan kapasitas diri dan kompetensi digitalnya, untuk memenuhi harapan masyarakat konsumen media. Salah satunya, dengan memproduksi jurnalisme berkualitas, dan tetap konsisten memegang teguh sekaligus memenuhi kaidah moral dan etika media.
Comments (0)