Jelang Milad ke-111, Muhammadiyah Gelar Global Forum for Climate Movement di UAD
TVMU.TV - Sehari menjelang Milad Muhammadiyah ke-111, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Global Forum for Climate Movement di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 17-18 November 2023.
Kegiatan yang bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ini mengundang para ahli dari sejumlah negara yang memiliki konsen pada perubahan iklim global yang semakin nyata.
Untuk diketahui, Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan telah menaruh perhatian khusus pada isu pemanasan global sejak dua dekade terakhir, tepatnya pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan perubahan iklim merupakan kondisi dimana ekosistem dunia yang termasuk di dalamnya temperatur bumi naik secara signifikan.
Menurut dia, hal ini mengakibatkan bumi mendidih, bahkan berdampak kepada perubahan ekosistem secara luas.
Jika manusia tidak segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut, Haedar menilai hal ini tentu akan membawa pada ancaman kematian dan kiamat di seluruh ekosistem kehidupan.
Dia menambahkan, situasi ini membawa dampak kepada apa yang disebut dengan istilah pertaruhan peradaban masa depan umat manusia.
“Kita hidup di era antroposen. Dimana manusia modern melakukan segala aktivitas tanpa memiliki kesadaran untuk merawat alam dan ekosistem. Kerusakan pun terjadi di mana-mana. Hal ini merupakan akumulasi dari seluruh alam pikiran dan perilaku serta kebijakan ekonomi-politik setiap negara dan bangsa. Manusia berlomba-lomba melakukan eksploitasi terhadap alam,” kata Haedar saat membuka Global Forum for Climate Movement, Jumat (17/11).
Dalam menghadapi masalah semacam ini, Haedar menilai bumi memerlukan manusia yang melihat perubahan iklim sebagai paradigma global yang perlu dicarikan solusi dalam upaya menyelamatkan kehidupan.
Ketika manusia mengeksploitasi alam dengan kerakusan, ujar Haedar, tentu terdapat paradigma yang salah dalam kontruksi alam pikiran manusia modern yang hidup di era antroposentris.
Guru Besar Sosiologi ini menyampaikan era antroposen adalah era di mana umat manusia begitu dominan dan berkuasa atas alam.
“Manusia jenis ini adalah manusia Homo Dies yang menciptakan paradigmanya sendiri. Ia merasa digdaya dan berkuasa, bahkan berani menihilkan peran tuhan,” terangnya.
Sehubungan dengan hal ini, Haedar menyatakan Muhammadiyah sebagai bagian dari kekuatan yang ingin menyembuhkan semesta, akan terus berkomitmen melakukan usaha perubahan dan sekaligus melakukan langkah-langkah relevan untuk memecahkan masalah perubahan iklim.
VIDEO: Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation
Comments (0)