Majelis Tarjih dan Tajdid Gelar Seminar Nasional: Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal di UM Bandung

Majelis Tarjih dan Tajdid Gelar Seminar Nasional: Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal di UM Bandung
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menggelar Seminar Nasional: Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal di UM Bandung, Sabtu (11/5). Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Seminar Nasional: Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal di Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Sabtu (11/5).

Dalam sambutannya, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengatakan, akomodasi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) tidak hanya mencerminkan inovasi, tetapi juga merupakan tahap lanjutan dari gerakan tajdid yang telah lama dilakukan Muhammadiyah.

Menurut dia, tajdid atau pembaharuan menjadi pondasi yang kokoh bagi evolusi kalender Islam, dengan fokus pada penggunaan hisab hakiki.

Lebih lanjut, Hamim menyebutkan, penggunaan hisab hakiki dalam Muhammadiyah telah melalui berbagai dinamika sepanjang sejarahnya. Tahap awal dari upaya ini melibatkan penggunaan kriteria ijtimak qablal ghurub, yang merupakan sebuah pendekatan radikal yang berlawanan dengan rukyat, atau pengamatan langsung bulan.

“Dulu Muhammadiyah menggunakan ijtimak qablal ghurub, ini menghasilkan efek kejut bagi masyarakat,” jelas Hamim.

Dijelaskan Hamim, penggunaan kriteria ijtimak qablal ghurub ini dimaksudkan sebagai metode “shock therapy” untuk mengubah paradigma dan membangun kesadaran tentang pentingnya hisab dalam menentukan waktu-waktu ibadah.

Namun, lanjutnya, seiring berjalannya waktu, pendekatan ini mengalami evolusi, beralih ke penggunaan kriteria imkanur rukyah. Pada masa Orde Baru, pendekatan ini diadopsi selama lima tahun sebagai solusi tengah antara rukyat dan hisab.

Perjalanan evolusi menuju KHGT dalam Muhammadiyah tidaklah singkat. Dari tahap awal menggunakan kriteria ijtimak qablal ghurub hingga mencapai tahap selanjutnya dengan kriteria wujudul hilal, setiap langkah merupakan cerminan dari semangat tajdid yang telah mewarnai perjalanan panjang Muhammadiyah.

Hamim menambahkan, transisi menuju penggunaan kriteria wujudul hilal menandai pergeseran penting dalam pendekatan Muhammadiyah terhadap pembentukan kalender.

Baginya, pendekatan ini memadukan keinginan untuk memiliki kalender yang pasti dengan kriteria yang ilmiah dan syar’i, sambil tetap mempertahankan jalan tengah antara pendekatan tradisional dan modern.

Sejak tahun 1446 H atau Juli 2024, Hamim mengatakan Muhammadiyah dengan keyakinan yang teguh akan mengadopsi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT).

Kalender ini, yang telah diformulasikan dalam Muktamar Turki 2016, tidak hanya memenuhi semua kriteria penentuan awal bulan yang pernah digunakan oleh Muhammadiyah, tetapi juga menjadi representasi dari keadilan syariah bagi seluruh umat Islam di dunia.

“Mulai tahun 1446 H/Juli2024, insyaAllah Muhammadiyah menggunakan kalender Hijriyah Global Tunggal yang secara astronomi dapat memenuhi seluruh kriteria penentuan awal bulan yang pernah digunakan Muhammadiyah dan secara syariah menjadi kalender yang adil untuk seluruh dunia Islam,” ucap Hamim.

Hamim menyatakan Muhammadiyah akan tetap teguh dalam tekadnya untuk melakukan perubahan demi kesempurnaan dan kemaslahatan umat. Hal ini tidak hanya mencerminkan semangat intelektual dan spiritual Muhammadiyah, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam membangun kesadaran umat tentang pentingnya penyatuan dalam memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam.

Saksikan Live Streaming Seminar Nasional: Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal