Muhammadiyah Dorong Pemulihan Fasilitas Pendidikan dan Tempat Ibadah bagi Warga Terdampak Gempa Myanmar

TVMU.TV - Tim Muhammadiyah Aid telah melakukan asesmen untuk memetakan kebutuhan warga terdampak gempa kuat melanda Myanmar pada Jumat (28/3) lalu.
Hasil asesmen menunjukkan sejumlah kebutuhan mendesak di sektor pendidikan dan tempat ibadah. Tercatat 15 masjid dan beberapa madrasah mengalami kerusakan dan membutuhkan bantuan untuk pembangunan kembali bangunan serta sarana dan prasarana penunjangnya.
Disisi lain, pemulihan ekonomi warga juga menjadi perhatian, terutama dalam bentuk dukungan terhadap usaha rumah tangga (livelihood) yang terdampak secara signifikan.
Sebagai bentuk adaptasi terhadap konteks lokal, Muhammadiyah menjalin kemitraan erat dengan Phoenix Association, lembaga lokal yang membantu proses pelaksanaan asesmen, perizinan, serta menjembatani komunikasi dengan warga. Koordinasi ini menjadi kunci dalam memahami konteks sosial dan keamanan wilayah yang kompleks.
Namun, proses respons di Myanmar juga dihadapkan pada tantangan lapangan. Mulai dari akses komunikasi yang terbatas, keterbatasan jaringan internet, hingga ketatnya protokol keamanan di beberapa wilayah.
Komunikasi digital menggunakan nomor Indonesia tidak dapat dilakukan karena tidak adanya roaming, sehingga tim harus mengakses media sosial melalui VPN (Virtual Private Network). Untuk agenda kunjungan resmi, izin dari otoritas pemerintah harus diajukan minimal satu bulan sebelumnya.
Dalam menghadapi situasi ini, ungkap perwakilan MDMC Syahri Ramadhan, Muhammadiyah menekankan pentingnya bekerja sama dengan mitra lokal yang memiliki legalitas formal dan tata kelola kelembagaan yang baik, sebagai strategi untuk memperkuat efektivitas dan akuntabilitas respons.
“Kami menyadari bahwa keterlibatan mitra lokal sangat penting untuk kelancaran respons. Mereka membantu kami dalam memahami konteks lokal, mengurus perizinan, serta menjembatani komunikasi dengan warga,” ungkapnya dalam keterangannya, Selasa (6/5).
“Ke depan, Muhammadiyah akan terus memperkuat sinergi dengan lembaga-lembaga lokal yang memiliki legalitas formal dan tata kelola yang baik,” sebut Syahri.
Dikatakan Syahri, Muhammadiyah mencatat bahwa kebutuhan warga terdampak masih sangat besar, mencakup pemulihan pendidikan, tempat ibadah, serta penguatan ekonomi lokal. Oleh karena itu, Muhammadiyah mendorong keberlanjutan dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung fase rehabilitasi dan pembangunan kembali di wilayah terdampak.
Respons kemanusiaan di Myanmar ini merupakan bagian dari misi internasionalisasi Muhammadiyah, sebagaimana amanat Muktamar, sekaligus perwujudan solidaritas global dalam membangun ketangguhan masyarakat terdampak bencana.
Saksikan Ruang Publik tvMu 'Menyoal Etika Moral Kedokteran'
Comments (0)