Muhammadiyah Rancang Konsep Diaspora yang Dapat Percepat Internasionalisasi Persyarikatan

TVMU.TV - Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief mengungkapkan, Muhammadiyah tengah merancang konsep diaspora yang dapat mempercepat internasionalisasi Persyarikatan.
“Ke depannya, konsep diaspora akan diproyeksikan dengan gerakan persyarikatan. Internasionalisasi jadi bagian dari program besar yang PR-nya mendorong persyarikatan berkembang di luar dan kader mampu berkontribusi ke negara asalnya,” katanya dalam Pengajian Ramadhan 1446 H yang digelar PWM DI Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu (8/3).
Hilman menilai, diaspora tidak hanya terbatas pada ranah internasional. Dikatakannya, diaspora domestik juga menjadi fokus penting Muhammadiya.
Dia melanjutkan, diaspora domestik berarti penyebaran kader-kader Persyarikatan ke berbagai sektor strategis di dalam negeri, termasuk birokrasi dan pemerintahan.
Menurut Hilman, langkah ini dianggap krusial untuk memperkuat posisi Muhammadiyah dalam kehidupan masyarakat sipil dan kebangsaan.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Hilman menekankan perlunya forum-forum yang mendukung distribusi kader secara efektif.
Selain itu, Hilman mengajak Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) serta Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) untuk serius menggarap proyek diaspora kader, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Kemudian, Muhammadiyah perlu membangun tradisi kuat yang mampu menjaga integritas kader saat menghadapi tantangan di luar lingkungan persyarikatan.
“Untuk bisa mencetak diaspora butuh mental yang luar biasa. Di Muhammadiyah memang tidak ada tekanan, sedangkan di luar sana tekanannya jelas besar,” ujar Hilman.
Oleh karena itu, Hilman mendorong pimpinan Muhammadiyah untuk mencari kader yang “tengil”, berpendirian kuat, tidak mudah diatur, dan berani bersikap tegas.
Ia berpendapat, selama ini kader Muhammadiyah cenderung terlalu kalem dalam menghadapi dinamika politik dan birokrasi yang keras.
“Mentalitas yang kuat perlu dibangun untuk diaspora. Karena kita dituntut untuk memiliki komunikasi, dialektika dan relasi yang baik. Kita berada di domain publik dan kebijakan yang dikeluarkan harus selaras dan memberi manfaat yang luas,” sebut Hilman.
Lebih jauh, Hilman mengatakan, diaspora tidak hanya tentang penempatan kader, tetapi juga membuka peluang mobilitas dan jaringan yang luas. Hal ini memungkinkan kader bergerak leluasa dan memberikan keuntungan bagi Muhammadiyah dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan.
“Diaspora tentang bagaimana membuka ruang yang berjejaring dan luas. Mudah-mudahan diaspora kader Muhammadiyah yang selaras dengan visi kebangsaan bisa dibangun," ucap Hilman.
Saksikan Pembukaan Pengajian Ramadan 1446H PP Muhammadiyah
Comments (0)