Tari Kolosal Raditya Mencerahkan Semesta Bakal Disuguhkan Pada Pembukaan Muktamar ke-48
TVMU.TV - Semua orang yang hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 akan disuguhkan Tari Kolosal Raditya Mencerahkan Semesta di Stadion Manahan Solo pada Sabtu 19 November mendatang.
Adapun tari tersebut dilakukan ratusan penari dari tujuh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
Wasi Bantolo selaku Koreografer Tari Kolosal Raditya Mencerahkan Semesta menyebutkan, hingga saat ini persiapan Tari Kolosal Raditya Mencerahkan Semesta sudah mencapai 70 persen.
“Sampai saat ini, berproses sekian lama mematangkan konsep sampai memutuskan visual seperti apa, sampai saat ini sudah 70 persen. Akhir Oktober 80 persen tinggal finishing 90 persen dan final menjelang hari H,” katanya disela-sela kegiatan latihan tari di Gedung Edutorium UMS, Senin (10/10).
Dosen Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta ini menjelaskan makna nama dari Tari Raditya Mencerahkan Semesta adalah Matahari yang mencerahkan semesta.
“Seperti diketahui, Raditya itu artinya matahari. Matahari itu hadir mencerahkan semesta sebagaimana Muhammadiyah hadir dengan harapan mampu mencerahkan semesta dengan berbagai konsep sehingga apa yang dimaksud dengan profesionalisme sampai menjadi moderasi yang dibangun Muhammadiyah itu sendiri bagaikan matahari mencerahkan semesta,” ungkap Wasi Bantolo.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, karya Tari Raditya Mencerahkan Semesta mengambil ide dari elemen visual pancaran matahari yang berusaha disampaikan melalui visualisasi pada tubuh para penari maupun properti yang dikenakan penari.
“Untuk membangun efek visual yang diinginkan karena kita bermain di pagi hari sehingga kita harus benar-benar memanfaatkan kostum, properti bahkan kita akan memanfaatkan cahaya matahari yang muncul. Semoga pada saatnya nanti, suasana cerah, matahari (bersinar) terang sehingga dapat memunculkan efek-efek visual yang kami bangun,” sebut Wasi Bantolo.
Menurut Wasi Bantolo, Konsep Tari Raditya Mencerahkan Semesta ini merupakan tarian tunggal yang berisi 12 tari dari kebudayaan daerah di Indonesia.
“Meski itu satu tarian kalau kita bisa menikmati, bisa menghadirkan10-12 tarian. nah itu akan berjalan dalam 7 menit pementasan,” kata Wasi Bantolo.
Terkait dihadirkannya 12 tarian tersebut, Wasi Bantolo mengatakan hal itu merupakan visualisasi tebaran 12 cahaya yang merepresentasikan keberadaan Muhammadiyah yang berada di mana-mana.
“Bersama ISI Surakarta, Muhammadiyah menghadirkan visual kebudayaan-kebudayaan tari itu seperti mempelihatkan perkembangan Muhammadiyah ada di wilayah Nusantara bahkan dunia karena kami menghadirkan visual yang mewakili keberadaan Muhammadiyah di luar negeri," tuturnya.
VIDEO: PDA Jakarta Timur dan RSIJ Pondok Kopi Gelar Semarak Muktamar
Comments (0)