Abdul Mu’ti: Tempat Terbaik untuk Penyandang Disabilitas Belajar Adalah Pendidikan Inklusif

KOLAK bersama Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti episode kali ini membahas tema "pendidikan inklusif sebagai salah satu cara dan kebijakan untuk memberikan pelayanan kepada warga negara dan kelompok masyarakat penyandang disabilitas".

Dalam acara tersebut, Abdul Mu’ti mengatakan, semangat dari pendidikan inklusif itu ada tiga. Pertama, pendidikan inklusif itu diberikan sebagai bagian dari pelayanan dan bagian dari pemenuhan hak warga negara. Menurutnya, seringkali penyandang disabilitas dikucilkan, bahkan dieksploitasi untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan.

Oleh karena itu, ia menilai pentingnya memberikan perhatian khususnya pendidikan sangat mutlak sehingga mereka bisa menjadi warga negara yang mandiri, bukan warga negara yang bergantung kepada orang lain.

Paradigma belas kasihan, paradigma kepapaan memandang penyandang disabilitas sebagai orang-orang papa itu justru semakin menempatkan penyandang disabilitas ini dalam posisi yang sangat subordinat atau posisi yang sangat rendah orang semakin melihat penyandang disabilitas dengan pandangan yang rendah.

Kedua, lanjut Abdul Mu’ti, sebenarnya penyandang disabilitas punya kemampuan. Namun, kemampuan tersebut perlu dikembangkan lewat pendidikan. Dia mengatakan, pendidikan adalah proses untuk mengembangkan potensi manusia. Maka dari itu, potensi itu yang memang harus ditemukan dan kemudian difasilitasi dengan pendidikan.

Ketiga, Abdul Mu’ti mengapresiasi kebijakan yang telah ada saat ini, seperti mendapatkan pendidikan melalui layanan sekolah luar biasa. Namun menurut berbagai kajian, pengelompokkan penyandang disabilitas dalam sekolah khusus itu ternyata juga menimbulkan masalah sosial.

Adapun masalah sosial dari pengelompokkan penyandang disabilitas dalam sekolah tersebut di antaranya, membuat mereka tidak bisa berintegrasi dan berinteraksi dengan kelompok masyarakat yang lainnya, penyandang disabilitas tidak bisa sepenuhnya diterima oleh masyarakat, selanjutnya penyandang disabilitas tidak bisa juga berinteraksi dengan masyarakat secara luas dan berkontribusi secara aktif serta konstruktif dalam kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, Abdul Mu’ti mengusulkan tempat terbaik untuk penyandang disabilitas belajar yaitu dengan pendidikan inklusif. Terlebih, pendidikan inklusif ini memang secara terminologi lebih ditujukan untuk pendidikan yang didalamnya berhimpun para peserta didik dengan keadaan fisik yang berbeda-beda dan keadaan intelektualitas, bukan dimaksudkan untuk pendidikan dimana para peserta didik itu berasal dari latar belakang sosial ekonomi dan agama yang berbeda.

==============================================================

Subscribe tvMu Channel : http://bit.ly/tvMuChannel

Saksikan kami melalui : Antena Parabola :
- Satelit Telkom
- 4 (MPSAT) Freq 3778 rate 2500 Vertikal
- SMV FreeSat TV channel 506 TV berlangganan :
- BIG TV channel 729
- Indihome UseeTV channel 856
- Transvision channel 701
- K-Vision channel 119
- MNC Play channel 72 TV Digital: 42 UHF
- Jabodetabek-Banten 29 UHF
- Yogyakarta-Solo

Streaming :
http://tvmu.tv/
- MuvOn App