Gelar Sidang Pleno I, Siti Noordjannah: Muktamar Aisyiyah ke-48 Sangat Monumental

TVMU.TV - Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah menyelenggarakan Sidang Pleno I Muktamar ke-48 pada Ahad (6/11) secara hybrid. Rangkaian kegiatan Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 ini merupakan kali pertama dalam sejarah, karena diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh 1978 peserta yang terdiri dari 208 lokasi di 34 provinsi, serta Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah di 8 negara.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyebutkan, Sidang Pleno I ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari seluruh agenda Muktamar ‘Aisyiyah ke-48, dan telah sejalan dengan ketentuan regulasi yang telah disepakati dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Sidang Pleno I ini akan membahas materi Muktamar ke-48 yang meliputi Laporan PP ‘Aisyiyah Periode 2015-2022, Program ‘Aisyiyah Periode 2022-2027, Risalah Perempuan Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis dalam konteks Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal.
Selain itu, Siti Noordjannah menyebutkan, Muktamar ke-48 ini merupakan Muktamar yang sangat monumental, sebab mengandung empat alasan di baliknya.
Pertama, ujar dia, Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 ini diselenggarakan dalam perkembangan teknologi yang sudah sangat maju. Dalam hal ini, Muktamar ‘Aisyiyah diselenggarakan secara hybrid atau dilakukan daring dan luring. Sementara acara puncak Muktamar 'Aisyiyah ke-48 nantinya pada 19-20 November akan berlangsung secara luring.
Dia menyampaikan bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah merupakan organisasi yang adaptif dengan perkembangan teknologi. Siti Noordjannah berharap Muktamar ke-48 menjadi model pertama yang bisa diikuti dan diteladani serta dapat dilanjutkan oleh pimpinan ‘Aisyiyah di berbagai tingkatan.
Kedua, lanjut Siti Noordjannah, Muktamar 'Aisyiyah ke-48 ini diselenggarakan setelah pandemi Covid-19 melanda. Beliau menegaskan bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menaruh perhatian mendalam pada pandemi Covid-19 dan berikhtiar menjadi organisasi terdepan untuk mengatasi dan mengakhiri pandemi Covid-19.
Siti Noordjannah menjelaskan mundurnya Muktamar ke-48 hingga dua tahun, adalah bagian dari cara persyarikatan untuk menghadirkan Muktamar dengan seksama, Muktamar yang bisa dijadikan teladan, dan Kita bersabar untuk kepentingan yang lebih luas lagi.
Selanjutnya yang ketiga, Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 merupakan Muktamar abad kedua gerakan ‘Aisyiyah. Siti Noordjannah menilai Muktamar kali ini menjadi momen yang penting bagi pergerakan ‘Aisyiyah yang sudah hadir selama lebih dari 100 tahun, untuk berikhtiar secara sungguh-sungguh berkontribusi dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal.
“Periode abad kedua ‘Aisyiyah ini harus diisi dengan cita-cita besar ‘Aisyiyah dalam pandangan Islam berkemajuan dengan semangat yang tinggi dan keikhlasan yang mendalam dalam menjalankan jihad fi sabililah,” terang Siti Noordjannah.
Lalu yang terakhir, kata Siti Noordjannah, pembahasan materi Muktamar 'Aisyiyah ke-48 ini menjadi momentum penting. Meski berlangsung secara daring juga, dirinya berharap hati dan pikiran akan menyatu dalam sebuah gerakan perempuan Muslim terbesar yang telah membuktikan kontribusinya dalam menyelesaikan persoalan kehidupan kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal secara inklusif, serta tidak membedakan ras, golongan, dan agama.
Comments (0)