Komitmen Muhammadiyah Majukan Agama, Bangsa, dan Negara

Komitmen Muhammadiyah Majukan Agama, Bangsa, dan Negara
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Instagram @haedarnashirofficial.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpunan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan, Muhammadiyah dan Aisyiyah telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Selain berjuang mewujudkan kemerdekaan bersama-sama dengan komponen bangsa lain, lanjutnya, Muhammadiyah juga turut berperan besar dalam menentukan peristiwa paling krusial pada 18 Agustus 1945 tentang Pancasila sebagai dasar negara.

“Melalui tokoh-tokohnya, terutama Ki Bagus Hadikusumo yang berperan sebagai pengambil keputusan penting atasnama dan untuk bangsa, kekuatan umat Islam bersedia mencoret 7 kata dalam Piagam Jakarta, tetapi memasukan sila Ketuhanan Yang Maha Esa,” tutur Haedar di Universitas Muhammadiyah Buton, Selasa (17/05) kemarin.

Muhammadiyah, ujar dia, tidak lagi mempersoalkan hubungan Pancasila sebagai dasar negara dengan agama terutama Islam. Hal ini pun dipertegas dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar 2015 yang menyebutkan dengan jelas bahwa Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah.

Makna Pancasila sebagai Darul Ahdi merupakan negeri yang bersepakat pada kemasalahatan. Sementara arti dari Wa Syahadah ialah negeri kesaksian dan pembuktian bahwa umat harus berperan aktif dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.

Lalu arti Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah secara luas adalah segenap anak bangsa bersepakat dalam meraih kemajuan dan keunggulan.

“Kita berkomitmen untuk tetap ada dalam kesepakatan nasional itu dan tidak boleh mengubahnya, tetapi kita harus mengisinya menjadi negara yang dalam cita-cita kita yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ucap Haedar.

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa kehadiran amal usaha Muhammadiyah di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi tidak lain sebagai wujud intergrasi keislaman dan keindonesiaan, sekaligus komitmen kebangsaan yang lahir dari jiwa Islam. Intinya, Muhammadiyah telah berhasil menemukan titik temu antara keislaman dan kehidupan berbangsa.

“Kami berkomitmen dalam segala usahanya termasuk lewat Universitas Muhammadiyah Buton untuk membangun bangsa dan negara di atas pondasi Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah akan terus bersama untuk kemajuan bangsa,” tegas Haedar.

Ikuti berita tentang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah lainnya di Google News. Subscribe juga channel YouTube tvMu Channel dan aktifkan lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru langsung. Cerdas Mencerahkan.