MCCC Optimistis Hadapi Covid-19 di 2022
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Agus Syamsuddin mengatakan, tidak terasa pihaknya sudah 20 bulan menangani Covid-19.
Ia menilai, hal ini merupakan pengalaman membanggakan sekaligus keprihatinan. Dengan demikian semakin memahami nilai-nilai yang dianut persyarikatan dalam tataran praktek.
Untungnya, lanjut Agus, Muhammadiyah organisasi mapan, tingkat pusat banyak yang mumpuni dan penuh dedikasi, juga untuk wilayah, daerah, cabang dan ranting.
Secara khusus, Agus mengapresiasi seluruh dedikasi Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA) ketika menghadapi outbreak pada Juni-Juli lalu. Tak lupa juga kepada relawan-relawan yang bekerja siang malam dalam pemulasaraan jenazah.
Apalagi pandemi Covid-19 ini berbeda dari manajemen bencana pada umumnya. Dalam hal ini, bencana Covid-19 tidak mengenal manajemen pra bencana yang mengukur kemungkinan kejadian dan resiko serta mitigasi, sehingga terdapat persiapan ketika bencana.
"Serba darurat, berubah dan penuh diskusi dan pasti trial dan error. Covid-19 mengajarkan untuk siap menghadapi perubahan mendadak dan tidak pasti. Hidup itu penuh perubahan, apa yang terjadi hari ini bisa besok hilang, jungkir balik," kata Agus sebagaimana dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Senin (3/1).
Awal pada tahun 2021, Indonesia cukup optimistis karena tingkat penularan menurun selepas libur Nataru 2020. Lalu, terjadi lonjakan yang puncaknya Juni-Juli saat semua RS penuh pasien Covid-19, terjadi kekurangan oksigen dan fatalitas meningkat tajam.
Terkait hal ini, kata Agus, MCCC sampai berkirim surat khusus kepada Presiden RI untuk melakukan lock down selama tiga pekan karena pemerintah masih ragu-ragu. Kemudian pemerintah memberlakukkan PPKM dalam berbagai level yang akhirnya berjalan cukup efektif sampai sekarang.
Dikatakan Agus, hampir seluruh RSMA dipakai untuk merawat pasien. Terlebih ada tenaga kerja kesehatan, ulama, pengurus persyarikatan berbagai level, dosen, guru, saudara dekat, tetangga yang dipanggil Allah SWT.
Oleh karena itu, vaksinasi juga jadi kontroversi. Agus menilai, vaksinasi merupakan salah satu langkah paling efektif dari temuan bidang kesehatan. Kini, kita tidak pernah dengar cacar, polio dan lainnya, bahkan generasi Z mungkin tidak mengenal karena penyakit itu hampir tidak ada.
"Dalam konteks Covid-19 percepatan proses penemuan vaksin ditambah berbagai hoax membuat ramai kalau tidak mau disebut kacau. Isu efikasi vaksin, isu konspirasi, isu bisnis, isu HAM, penanaman chips sampai isu keagamaan. MCCC berjalan terus," sebut Agus.
Selanjutnya, MCCC mengusung vaksinasi untuk Semua menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk lansia, difabel dan lintas agama. Dengan bekererjasama dengan Kementerian Kesehatan, TNI dan Polri didukung mitra lain telah mem-vaksinasi lebih dari 600 ribu orang.
Hal ini diharapkan jadi narasi positif agar bangsa bangkit dari keterpurukan. Penundaan Muktamar ke November 2022 jadi usaha menjaga keselamatan agar tetap sehat dan bisa mempersiapkan lebih baik, sehingga kemeriahan Muktamar bisa dinikmati.
Prinsipnya, ujar Agus, semua harus tetap menjaga prokes 3M dan pemerintah meningkatkan 3T. Ia pun memberikan lima catatan penting yang perlu dicermati pada tahun 2022, yaitu:
Pertama, pemantapan sistem kesehatan. Penguatan kembali jejaring rumah sakit dan kampanye untuk hidup sehat perlu terus diserukan dalam arti luas.
Kedua, pemulihan ekonomi. Aktifitas sektor riil dengan dilonggarkannya aktifitas interaksi dan mobilitas manusia. Dengan demikian, perlu dipikirkan oleh Majelis Ekonomi dan Amal Usaha apa yang perlu dilakukan.
Ketiga, kesiapan pembelajaran tatap muka. Mengingat, secara perlahan tapi pasti pembelajaran secara luring akan dilakukan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut menggerakkan roda ekonomi.
Keempat, penyelenggaraan ibadah. Menurut Agus, tingkat penularan Covid-19 memungkinkan untuk beribadah dengan cara normal mulai dari haji, umrah, solat dan pengajian.
Terakhir, adanya varian baru Omicron. Namun, tetap waspada karena ada varian baru dengan tingkat penularan sangat tinggi dan berharap tingkat gejala medis yang menurun. Kemudian perlu dipantauan secara terus menerus. Setidaknya hingga bulan November 2022.
==============================================================
Subscribe tvMu Channel : http://bit.ly/tvMuChannel
Saksikan kami melalui : Antena Parabola :
- Satelit Telkom
- 4 (MPSAT) Freq 3778 rate 2500 Vertikal
- SMV FreeSat TV channel 506 TV berlangganan :
- BIG TV channel 729
- Indihome UseeTV channel 856
- Transvision channel 701
- K-Vision channel 119
- MNC Play channel 72 TV Digital: 42 UHF
- Jabodetabek-Banten 29 UHF
- Yogyakarta-Solo
Streaming :
- http://tvmu.tv/
- MuvOn App
Comments (0)